Senin, 06 April 2015

Rinduku lancang bertamu...

Jalan itu...
Tempat yg kusinggahi itu...
Sore itu...
Aku mengulang cerita kita dalam memori sore ini,
Aku berharap tidak menemukan apa apa lagi...

Bukan dengan sengaja aku mengingatmu dalam tangis kecilku.
Terbesit... Ya secara tiba tiba saja
Seolah sedang dalam rindu yang berat
Sesak rasanya, membayangkan segala yang sudah menjadi lalu.
Hingga kadang sulit bernapas dan menginjak tanah...
Seperti itu...

Namun tak sedikitpun mengurungkan cintaku selamanya,
Demi mimpi...
Demi harapan...
Demi keluarga...
Dan juga sedikit demi nama baik masa depanku...

Aku lupa bahwa rumah hatimu sudah tak disana, kukirimkan beberapa rindu untuk bertamu.. 
Namun lelah menunggumu membukanya, kusuruhnya mereka pulang... Dan ku usahakan tak kembali datang :')



To : AT

Sabtu, 04 April 2015

Fikirku... Aku bisa pasti.

Terlintas olehku sore ini
Aku yang sedang hidup di dunia yang ramai ini
Tak merasakan apapun
Agaknya aku sedang memburu sesuatu
Kebahagiaan? Bukan...
Aku sedang mencari sesuatu
Yang akan menggantikan sesuatu
Seperti yang sudah sudah
Aku membutuhkan sesuatu yang baru, bukan... Seseorang yang baru
Namun ternyata seseorang itu sudah kutemukan lama
Dia terpendam dalam diriku yang malang
Berharap seseorang yang lain menopanku
Tapi aku salah, aku sendiri yang dapat menopang diriku sendiri
Aku harus fikirku... Aku bisa pasti

Senin, 23 Maret 2015

Just like bird

Senja ini mengingatkanku akan janji
Manusia tidak pernah hidup sendiri
Namun begitunya terasa asing untukku...
Entah karena begitu banyak hal sulit yang kulewati bersama beberapa orang yg pernah singgah di hatiku,
Atau... Memang aku pun tidak senang dipuji?
Hehehe... Begitulah adanya diriku
Ya g aku inginkan hanya berlari...
Tanpa tau siapa yang telah kutinggalkan
Tapi tolong, jangan sebut aku sebagai pecundang, yg takut tidak berjalan seimbang tentang cita yg ku dambakan..

Tateli sore ini begitu sepi
Mungkin seperti beratus hari yang sulit ku hitung dengan setiap menit kesendirianku..
Tanpa bubuhan rindu sebagai penawarnya..

Aku tau kok... Bukan hanya kalian, mungkin aku sendiri terheran
Aku seonggok daging yang tidak memiliki hasrat rindu kepada lelaki..
Hahahahha... Yg benar saja?
Aku lebih senang hidup bebas sendiri
Kebebasan yang kubuat dalam tanggungjawabku yg besar.
Tumpah sudah.. Aku selalu saja hanya jatuh cinta pada keindahan alam yg membuatku melayang terpana..
Hingga aku bisa menerbangi luasnya alam tak tertandingi indahnya..
Hingga aku bebas. Just like bird :)

Jumat, 20 Maret 2015

Matahari untukmu...

Kekasih abadi?
begitukah harus kuingat dirimu tanpa nama..
setelah sekian lama kulabuhkan rasa rinduku bertahun padamu..
Kini hanyalah ada cerita yang menyisipkan ruang untuk kenangan..
Terimakasih telah menemani kerapuhanku..


Rindu..
mungkin bahkan dia tidak pernah ku ijinkan masuk,
mengetuk pintu hatiku.. pun jua tak kuasa.
Aku seolah raga yang telah meninggalkanmu.
mimpi yang kau rajut.. pun aku tak pernah membayangkannya.

Kekasih abadiku...
Kini aku lepas dirimu dalam keinginan terbesarku untuk hidup berdampingan.
Ku tinggalkan sisa harapan kita berdua.


Aku pamit ya.. aku pergi sekarang juga...
Mungkin sesekali aku akan merindukan kebersamaan kita bertahun lamanya.
Hanya, sekarang aku terlalu rumit untuk membuka kisah kita lagi.
Aku pun telah bergandeng dengan mereka, membawa lari mimpi kecil mereka...
mereka yang ku sebut keluarga, adik-adikku dan Perusahaan dimana aku tinggal sekarang..




Kekasih abadiku..
sekarang matahari tidaklah terlalu silau untuk kau pandang.
malam juga tak terlalu gelap untuk menidurkanmu dalam mimpi bersama bintang.
ketahuilah,
ada banyak bahkan ribuan lampu yang akan membuatmu tersenyum.
menerangi sisi mu yang ku padamkan.
Satu sudut yang padam, tidaklah membuatmu surut, bukan?
berjanjilah apabila kau melihatku dari kejauhan,
Kau tetap akan memperlihatkan senyum terbaikmu,
walau pun tidak demikian, aku hanya tidak ingin merasa bersalah..
atas perpisahan yang telah kita biarkan tanpa akhir.

Sabtu, 22 November 2014

Mimpi

Untuk kau yang telah menaruh mimpi mu..
Tepat di depanku engkau ingin mengulurkan tanganmu
Sedangkan, di sampingku sekarang...
Sudah ada beberapa ingin berjalan beriringan ke depan...
Ini mimpi siapa?
Ditaruhnya begitu banyak mimpi dari kalian?
Sampai aku lupa, tanpa kutanyai diriku ingin mimpi seperti apa
Ku temui diriku,
Yg sudah banyak orang menilai..
Akulah orang yg selalu berusaha mengiyakan setiap pinta kalian
Kini aku temukan diriku hampir sama
Orang yang tidak tega untuk menolak permintaan orang2 yg ada disekitarku
Dengan orang jahat itu beda tipis
Justru akulah orang yg memiliki potensial paling besar untuk mematahkan mimpi2 kalian
Mimpi...
Kembali ku ingat mimpi apa yg ingin ku rangkai
Sekarang aku hanya bermimpi
Aku bisa menjadi orang yg rela melukai beberapa orang yg memiliki mimpinya untuk membawaku berlari
Aku punya mimpi untuk merelakan beberapa orang demi membantu orang lain
Aku ingin mimpi itu menjadi bagian dari rencana Tuhan setelah ini..

Minggu, 16 November 2014

Sebebas ini...

Entah akan menjadi pertama kalinya
Aku mencintaimu, kamu begitu sungguh
Bahkan setidakpercayanya sekarang
Cintamu memenuhi ruangku yg dulu kosong
Taukah kamu,
Dulu ketika kita tidak saling menyapa...
Sesuatu menggoresku sampai sesak
Hingga sudah tidak bisa menangis lagi
Seakan dunia sempitku yg penuh dengan tawa, terbawa lari bersama senyummu yg menjauh
Malam ini, kuingat
Aku menangisimu di sudut senyumku
Bisa bisanya aku merasakan sebebas ini
Mencintaimu... Ayah
Bolehkan aku dipeluk?
Bolehkan aku diajak bercanda?
Bolehkan kalo aku diajak bicara?
Dan sekarang Ayah sudah bisa menjawabnya
Dengan kata, Pasti Nak :)

Sabtu, 31 Agustus 2013

cintamu, Ibu

Sentani malam ini begitu dingin, baju kaos panjang dengan corak indian dan legging pink soft pun ga cukup menghangatkan perasaanku malam ini. Yang aku tau, aku rindu pelukan ibuku...
Mengapa begitu jauh perasaanku kali ini, menilik sedikit hatinya yang mungkin sulit ku baca. Dia begitu kesepian tanpaku, kelihatan sekali walaupun berusaha ditutupi. Aku semakin berdosa saja, melewati banyak ujian itu sendirian sedangkan aku sibuk dengan pekerjaan yang memang ingin kujalani ini. Tak ada yang bisa disalahkan, hanya saja bagiku, semuanya memang hanya harus dilakukan sesuai apa yang memang harus dilakukan. Tapi banyak hal yang sebenarnya ingin ku sampaikan padanya, aku sangat mencintainya, sampai matipun aku akan selalu mengingat janji sumpahku padanya, yang terekam jelas di waktu itu. Mungkin aku tidak bisa memberinya banyak uang seperti yang di lakukan mereka, aku tidak bisa terlalu sering menghubunginya, aku tidak pintar dalam merayunya, aku lebih sering membuatnya sedih karena ulahku, bahkan aku membiarkannya menangis di setiap tahun di hari lebaran, aku kelihatan begitu kejam, bukan?
Tapi itu aku ketika semua orang hanya melihatnya dari jauh, lebih jauh lagi dalam hatiku, aku selalu memikirkan kenapa aku selalu menyusahkannya, aku merinduinya setiap kali hidupnya waktu itu berat dan banyak ujian, aku merindui ketika kami melakukan banyak hal berdua, aku merindui hal yang tidak pernah dia dapat dari oranglain dan mengeluh padaku.
Tapi ibukku sekarang berusaha menutupi banyak hal yang terjadi di rumah, hal itu yang membuatku begitu jauh darinya. Dan terkadang aku berfikir bodoh dan menganggap dia tidak mencintaiku sebanyak dulu, sebanyak ketika tidak ada oranglain lagi yang dia perjuangkan kecuali aku.
Tapi tenang saja ibukku yang tegar, aku, anakmu...akan selalu berjuang hidup demi dirimu satu-satunya alasanku untuk tetap bangun setiap pagi, untuk tetap bangkit mencapai cita2ku, untuk tetap kuat menghadapi hidup yang terlalu banyak orang kejam disekitarku, untuk tetap tersenyum ketika aku merasa kesepian karena merindukanmu, untuk tetap percaya bahwa kita akan bahagia dan berada diatas dari orang2 yang pernah melukaimu, dan untuk tetap mengingat Tuhan-lah yang menyayangiku hingga aku bertahan sampai detik ini.
Karena ku sadari kini, aku tidak pernah menyesal dilahirkan olehmu, aku tidak pernah merasa tidak adil atas semua yang terjadi pada hidupku yang dulu, aku tidak pernah lagi membenci orang yang dulu pernah ku benci....Terimakasih ibukku, Margani, yang telah membesarkanku dengan cinta kasihmu. Terimakasih ibukku, yang tidak pernah meninggalkanku satu kalipun walau kau sudah begitu jauh di ujung jalan itu, yang mau menahan langkah pergimu hanya untukku walau ku tau hatimu sudah terlalu rapuh untuk menerima perlakuan orang yang menyakitimu.
Jangan pernah menangis lagi, ibukku. Karena sudah tidak ada lagi alasan untuk memecah keluarga kita, sudah tidak ada kepedihan lagi yang akan mengikutimu, karena akupun terlalu sakit setiap kali kau menerima ujian berat disana. Berjanjilah kau tidak akan mudah terluka seperti ketika masih bersamaku dulu. Berjanjilah aku tidak akan melihatmu sebegitu terpuruknya pada hari itu, hari dimana aku sudah menjadi gila karena kau hampir meninggalkanku dengan kondisimu yang sudah tidak berdaya, hari dimana aku tidak akan pernah lupa semua memori yang menyakitkan, titik dimana beberapa hari yang kulalui terlalu panjang dan menakutkan, setiap menit yang kulalui dengan perasaan putus asa dan pasrah, berjanjilah padaku itu kali terakhir kau menakutiku, Ibu. Entah apa artinya aku, tanpa adanya ibu, hanya itu yang ada dibenakku ketika kubayangkan kemungkinan terburuk yang kuterima, kemungkinan yang membuatku berfikir akupun akan ikut denganmu. Tapi itu dulu Ibu, kita telah begitu banyak melewati hari2 yang sulit, Tuhan tidak akan suka jika kita menyerah begitu saja, dan usahaku...aku tidak akan ku biarkan orang2 melukaimu lagi, kali ini ibu harus menang, harus!
Dan kata yang ingin aku ucapkan,
Terimakasih ibukku, yang memperjuangkanku untuk tetap hidup sampai sekarang.
Tunggu kakak ya, tunggu sedikit saja lagi. Kaka sedang belajar untuk memahami arti kehidupan agar bisa sempurna. Agar bisa melindungi ibu dari semua orang jahat, membahagiakan ibu dengan mewahnya kebahagiaan keluarga kita, hingga akhirnya semua orang iri melihat kebahagiaan keluarga kita, kaka akan melindungi ibu apapun yang terjadi nantinya.
Tunggu sedikit lagi ya, Ibu Margani.