Sentani malam ini begitu dingin, baju kaos panjang dengan corak indian dan legging pink soft pun ga cukup menghangatkan perasaanku malam ini. Yang aku tau, aku rindu pelukan ibuku...
Mengapa begitu jauh perasaanku kali ini, menilik sedikit hatinya yang mungkin sulit ku baca. Dia begitu kesepian tanpaku, kelihatan sekali walaupun berusaha ditutupi. Aku semakin berdosa saja, melewati banyak ujian itu sendirian sedangkan aku sibuk dengan pekerjaan yang memang ingin kujalani ini. Tak ada yang bisa disalahkan, hanya saja bagiku, semuanya memang hanya harus dilakukan sesuai apa yang memang harus dilakukan. Tapi banyak hal yang sebenarnya ingin ku sampaikan padanya, aku sangat mencintainya, sampai matipun aku akan selalu mengingat janji sumpahku padanya, yang terekam jelas di waktu itu. Mungkin aku tidak bisa memberinya banyak uang seperti yang di lakukan mereka, aku tidak bisa terlalu sering menghubunginya, aku tidak pintar dalam merayunya, aku lebih sering membuatnya sedih karena ulahku, bahkan aku membiarkannya menangis di setiap tahun di hari lebaran, aku kelihatan begitu kejam, bukan?
Tapi itu aku ketika semua orang hanya melihatnya dari jauh, lebih jauh lagi dalam hatiku, aku selalu memikirkan kenapa aku selalu menyusahkannya, aku merinduinya setiap kali hidupnya waktu itu berat dan banyak ujian, aku merindui ketika kami melakukan banyak hal berdua, aku merindui hal yang tidak pernah dia dapat dari oranglain dan mengeluh padaku.
Tapi ibukku sekarang berusaha menutupi banyak hal yang terjadi di rumah, hal itu yang membuatku begitu jauh darinya. Dan terkadang aku berfikir bodoh dan menganggap dia tidak mencintaiku sebanyak dulu, sebanyak ketika tidak ada oranglain lagi yang dia perjuangkan kecuali aku.
Tapi tenang saja ibukku yang tegar, aku, anakmu...akan selalu berjuang hidup demi dirimu satu-satunya alasanku untuk tetap bangun setiap pagi, untuk tetap bangkit mencapai cita2ku, untuk tetap kuat menghadapi hidup yang terlalu banyak orang kejam disekitarku, untuk tetap tersenyum ketika aku merasa kesepian karena merindukanmu, untuk tetap percaya bahwa kita akan bahagia dan berada diatas dari orang2 yang pernah melukaimu, dan untuk tetap mengingat Tuhan-lah yang menyayangiku hingga aku bertahan sampai detik ini.
Karena ku sadari kini, aku tidak pernah menyesal dilahirkan olehmu, aku tidak pernah merasa tidak adil atas semua yang terjadi pada hidupku yang dulu, aku tidak pernah lagi membenci orang yang dulu pernah ku benci....Terimakasih ibukku, Margani, yang telah membesarkanku dengan cinta kasihmu. Terimakasih ibukku, yang tidak pernah meninggalkanku satu kalipun walau kau sudah begitu jauh di ujung jalan itu, yang mau menahan langkah pergimu hanya untukku walau ku tau hatimu sudah terlalu rapuh untuk menerima perlakuan orang yang menyakitimu.
Jangan pernah menangis lagi, ibukku. Karena sudah tidak ada lagi alasan untuk memecah keluarga kita, sudah tidak ada kepedihan lagi yang akan mengikutimu, karena akupun terlalu sakit setiap kali kau menerima ujian berat disana. Berjanjilah kau tidak akan mudah terluka seperti ketika masih bersamaku dulu. Berjanjilah aku tidak akan melihatmu sebegitu terpuruknya pada hari itu, hari dimana aku sudah menjadi gila karena kau hampir meninggalkanku dengan kondisimu yang sudah tidak berdaya, hari dimana aku tidak akan pernah lupa semua memori yang menyakitkan, titik dimana beberapa hari yang kulalui terlalu panjang dan menakutkan, setiap menit yang kulalui dengan perasaan putus asa dan pasrah, berjanjilah padaku itu kali terakhir kau menakutiku, Ibu. Entah apa artinya aku, tanpa adanya ibu, hanya itu yang ada dibenakku ketika kubayangkan kemungkinan terburuk yang kuterima, kemungkinan yang membuatku berfikir akupun akan ikut denganmu. Tapi itu dulu Ibu, kita telah begitu banyak melewati hari2 yang sulit, Tuhan tidak akan suka jika kita menyerah begitu saja, dan usahaku...aku tidak akan ku biarkan orang2 melukaimu lagi, kali ini ibu harus menang, harus!
Dan kata yang ingin aku ucapkan,
Terimakasih ibukku, yang memperjuangkanku untuk tetap hidup sampai sekarang.
Tunggu kakak ya, tunggu sedikit saja lagi. Kaka sedang belajar untuk memahami arti kehidupan agar bisa sempurna. Agar bisa melindungi ibu dari semua orang jahat, membahagiakan ibu dengan mewahnya kebahagiaan keluarga kita, hingga akhirnya semua orang iri melihat kebahagiaan keluarga kita, kaka akan melindungi ibu apapun yang terjadi nantinya.
Tunggu sedikit lagi ya, Ibu Margani.