lebih dari sekeping remuk yang menguak dalam sebuah paksa yang menjerit,
perasaan yang berkobar pilu penuh amukan ketidakadilan yang memaksa,
hingga menjadi rasa yang tidak beku, menyala dan berlaku disetiapnya..
aku coba untuk memperbaiki setitik darah yang ingin melepas dari golongannya..
mungkin karena tekanan yang dibiarkan begitu saja,
mengalir menjadikan dia sebuah bukit amarah...
ku tunggu sampai saat dimana tangis menjadi penengahnya,,dan ampun menjadi jalan yang ia tuju...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar